Sabtu, 27 Februari 2016

My Idol Is My boyfriend Chapter 1



MY IDOL IS MY BOYFRIEND...?
author: Park Ha Na (박 하나)
main chast : 
- park chanyeol
- oh sehun
- do kyungsoo
- Ghina / park hana
- widya/song hye kyung
- sachita/song dong rin
 genre : romance
 


Pagi hari yang cerah seorang yeoja bangun dari tidurnya dengan sesekali menguap dan merenggangkan tubuh,melihat jam lalu bangkit ke arah kamar mandi dengan rambut yang masih acak-acakkan.

Tak lama kemudian ia keluar lalu mengenakan seragam sekolahnya dengan rok pendek 2 cm diatas lutut berwarna merah-hitam kotak-kotak,tubuh rampingnya yang terbalut kemeja putih dengan jas hitam yang melekat pas ditubuhnya,membuat lekuk tubuhnya  makin terlihat.

Kemudian bergegas untuk keluar kamar yang bernuansa putih bercampur pink itu. Melewati koridor dan berhenti di depan sebuah pintu kaca yang dihiasi tirai kerang yang sangat indah lalu mengetuknya dengan pelan. Tidak ada jawaban. Mengetuknya lagi kali ini lebih keras dengan tak sabar.

Alhasil pintu terbuka dengan lebarnya saat ia mulai memasuki kamar bernuansa biru-kuning itu,ia melirik seorang yeoja yang membukakannya pintu  tadi berjalan ke arah ranjang king size dan kembali tidur dengan pulasnya tanpa menghiraukan orang yang telah ia bukakan pintu tadi.

Yeoja tinggi itu mendekati tempat tidur seorang yeoja yang masih mengenakan piyama berwarna kuning. Ya hampir seluruhnya kamar ini berisi warna kuning karena perlu diketahui yeoja yang tertidur itu memang tergila-gila dengan warna kuning.

”Ckckck” yeoja cantik yang sudah siap untuk sekolah  berdecak kesal kemudian langsung menggoyangkan tubuh yeoja yang masih tertidur dihadapannya.

“Yaa!!~ ireona..ireona~” teriak yeoja tinggi. Kontan yeoja yang diteriakkinya langsung menjerit.

”Aaaa,,,berhenti meneriakiku seperti itu”kesalnya.

”Kajja~ bangun hari ini kita harus berangkat sekolah” balas yeoja tinggi itu lagi.

”Ne,,nee~ memang ini pukul berapa sih?”tanyanya santai—yeoja yang dibangunkan—.

”Ini sudah pukul setengah tujuh,bodoh!!” yeoja yang diteriaki itu langsung tersentak kaget.

”Mwo!!” dan berlalu menyambar handuk lalu menuju kamar mandi. Tak lama kemudian ia keluar dari kamar mandi dan langsung mendekati yeoja didepannya.

”Kenapa baru bilang sih kalo kita telat,aku tidak mau dihukum di hari pertama masuk sekolah”.

Setelah selesai bersiap-siap mereka langsung meninggalkan kamar bernuansa kuning-biru itu lalu melewati tangga dengan cepat. Saat mereka berada di ruang tengah terdengar seseorang memanggil mereka.

” Nona,mau kemana ayo sarapan dulu” sergah seorang ahjumma~ paruh baya,kontan larian mereka berdua terhenti dan membalikkan badan.

”Kita sudah telat bi,kita berangkat dulu ne~, bye” teriak mereka serempak kemudian berlari lagi,menuju keluar rumah yang besar nan megah itu.

Saat bus sekolah sudah terlihat dihalte depan sana,mereka semakin mempercepat larian kaki saat hampir sampai tiba-tiba yeoja bertubuh tinggi itu berhenti kontan yeoja disampingnya ikut terhenti dan bertanya.

”Ada apa lagi?” katanya seraya membungkukan tubuh tangannya memegang lutut dan terdengar napas yang terengah-engah,Ya yeoja itu sangat lelah berlarian.

”Ada yang ketinggalan” balas yeoja tinggi cepat. Kontan mereka berdua membelalakkan mata dan saling menatap satu sama lain.  “Sachita”  teriak mereka serempak.

Ya,yeoja yang dipanggil ‘Sachita’ itu saat ini sedang tertidur pulas dengan terulas sebuah senyuman dibibirnya sambil memeluk erat bantal guling kesayangannya yang bergambar kartun jepang yang berbadan bulat ,Ya apalagi  kalau bukan Doraemon dan meringkuk dibawah selimut tebal nan nyamannya.

Terdengar suara ketukan pintu ah bukan,lebih tepatnya gedoran. Yeoja~ yang masih tertidur  sangat terusik dengan suara gedoran itu. Saat suara itu lagi memekakkan telinganya,ia pun tak tahan untuk bangun dan ingin langsung mengomeli habis-habisan orang yang sudah mengganggu tidur nyenyaknya.

Ia membuka mata lalu tersentak kaget melihat dua orang yeoja tengah menggoyangkan badannya dengan raut wajah panik,melihat itu ia tidak jadi ingin mengomelinya karena mengganggu tidur nyenyaknya.

“Wae?  Kenapa berteriak di hari se-pagi ini,ganggu orang tidur aja” ucapnya pada dua yeoja dihadapannya sambil mengucek-ngucek mata.

“Mwo!! kau bilang pagi?!,ini sudah pukul berapa lihat dong” sambil menunjukkan arloji yang melingkar cantik dipergelangan tangan yeoja berpostur tinggi.

“Kenapa kalian tidak membangunkanku sih?! Kalo begini kita bisa telat” dan yeoja itu langsung loncat dari ranjangnya kemudian langsung berlari ke kamar mandi,saat keluar dari kamar mandi dengan badan yang masih basah dan handuk yang melilit ditubuh rampingnya memperlihatkan bagian atas dan paha yeoja itu.

“Bukan telat lagi.. tapi yang lebih tepatnya telat banget dan yang pasti kita di hukum sama senior-senior itu!” dengan nada yang meninggi yeoja bertubuh semampai dan yeoja bertubuh tinggi itu langsung dengan gesit membantu yeoja yang mereka bangunkan tadi.

Tak lama kemudian setelah mereka selesai bersiap-siap,mereka langsung berlari menuruni tangga. Tetapi di ruang tengah mereka berhenti berlari—lagi dikarenakan seseorang memanggil dari belakang.

“Non,bukannya tadi sudah berangkat? kenapa balik lagi”

“Iya ahjumma tadi kita kelupaan Sachita,yaudah ya kita berangkat dulu,bye!” dengan buru-buru mereka langsung berlari keluar dari rumah yang megah itu,Tetapi ketika di depan pintu seorang yeoja menghentikan langkah ketika hendak berlari menuju jalan.

“Eh berhenti , kalo kita lari ke sekolah kita bakalan telat banget dan bus sekolah yang dihalte tadi pasti sudah pergi” dengan nada cemas terdengar dari bibirnya, kemudian seorang yeoja menunjuk ke arah yang berlawanan.

“Eh,pas banget tuh ada taxi yang lewat” dengan perasaan yang gembira ke-3 yeoja itu langsung  melambaikan tangan ke arah taxi itu dan alhasil! Taxi  berhenti di depan 3 yeoja cantik ,mereka memasuki taxi.  

“Pak,ke SMA MCKENZIE ART INTERNATIONAL ngebut pak ya,udah telat banget nih” dengan mimik wajah yang agak cemas.

Supir taxi itu langsung mengangguk mengiyakan. Dan ‘buwss’ derusan mobil taxi itu langsung dengan cepat menuju sekolah M.A.I.

Sesampainya di tujuan mereka keluar dari mobil taxi dan langsung membayar argo-nya,kemudian taxi itu melaju dengan cepat meninggalkan ke-3 yeoja yang masih berdiri di depan gerbang sekolah. Selepas taxi itu pergi mereka ber-3 menghembuskan nafas panjang ‘huuuhh’ dengan jantung yang berdebar-debar disertai rasa takut yang menyelusup ke dalam tubuh, mereka mulai memasuki gerbang sekolah dengan langkah yang tergesa-gesa.

Saat berada di halaman sekolah yang sudah sepi, dari kejauhan tampak 3 yeoja berdiri dengan tangan yang terlipat di depan dada. Ya,itu pasti senior yang mendapat giliran untuk menghukum siswa-siswi baru yang telat. Sontak mereka ber-3 berhenti dan langsung menundukkan kepala. Terdengar langkah 3 senior tadi berjalan mendekati 3 yeoja yang telat itu.

“Pasti kalian telat?”  tanya salah satu dari ke-3 senior itu

“Eh,buysett punya mata kagak yaa..emang udah telat kalee’” gumam yeoja bertubuh semampai yang bernametag ‘Ghina’ .

“Huusshh!!” kedua yeoja yang ada di sebelah kanan dan kirinya menyikut lengannya secara bersamaan.

“Ikut kami” ujar salah satu dari ketiga senior itu. Ghina yang mendengar itu hanya mendengus kesal dan mengekori ketiga senior tadi.


~


Hampir setengah jam lamanya 3 yeoja yang telat ini berdiri di depan tiang bendera,tubuh mereka terlihat sempoyongan ‘rasanya ingin jatuh di kasur yang empuk’gumam Ghina dalam hati, tak lama kemudian terlihat 3 namja yang mendekati 3 yeoja yang sedang menjalani hukuman.

“Hai,, cantik nggak kepanasan tuh?” tanya salah satu namja yang berpostur semampai seraya menyodorkan sebotol air mineral. Sachita yang mendengar itu hanya tersenyum tipis, sementara yeoja di sampingnya hanya mendengus kesal.

 “Makasih,kita enggak haus kok!” tolak Ghina dengan nada ketus.

“Oh yaudah kalau tidak mau” ujar namja yang menawari minuman itu kemudian langsung meneguk sebotol air minum yang tadi ia pegang untuk diberikan ke-3 yeoja dihadapannya, ketiga yeoja itu menelan saliva mereka sendiri. Saat melihat air mulai mengalir melewati rongga mulut namja itu.

Terdengar suara langkah kaki mendekati 3 yeoja yang sedang menjalani hukuman itu.

“Ngapain kalian disini?!”  tanya senior itu kepada 3 namja yang berdiri di depan 3 yeoja.

“Mm... cu..cuman mau liat-liat kok kak,pengen tau sekolah ini lebih banyak aja” jawab salah satu seorang namja dengan nada yang sedikit gugup .

“Oh,yaudah ,sementara kalian bertiga hukuman sudah selesai,kalian boleh ke kelas” ketus senior itu .

“Iya kak,kita ke kelas dulu” kemudian 3 yeoja itu langsung meninggalkan senior dan 3 namja itu.

~


“Haduuhhh... kejam banget tuh senior hukum kita hampir se-jam,untung aja kita engga pingsan” ujar Ghina yang sedang mengelap dahinya dengan saputangan berwarna kuning miliknya.*perasaan nih cewek kuning maniac banget yak,(author mikir sejenak)*

“Salah kita juga,kita kan telat kalo kita tidak telat mana mungkin kita dihukum sama kakak-kakak senior itu” ujar seorang yeoja berpostur tinggi seraya membenahi posisi nametagnya yang bertuliskan “Widya” karena hukuman tadi jadi agak kurang rapi.

“Cuma telat dikit aja udah dihukum , ahhh senior apaan tuh ?!” omel Ghina yang sedari tadi kesal.

“Sudah-Sudah lebih baik kita ke kantin , perutku sepertinya minta diisi nih” ujar Widya yang sedari tadi memegangi perutnya yang sudah keroncongan dari tadi.
.
.
.

“Bii... siomay goreng 3 sama es teh manisnya 2 dan es jeruknya 1” teriak seorang yeoja yang langsung menduduki kursi kantin.

“Ok” ujar bibi kantin sambil mengambil gelas untuk 3 yeoja itu.

Ketiga yeoja itu hanya terdiam sambil terpangku tangan dengan mata yang agak terpejam karena kelelahan .

Tidak menunggu lama lagi,pesanan mereka telah sampai.tanpa mengundur waktu mereka langsung melahap siomay itu dengan rakus.

Skip>

Keesokan harinya mereka berangkat sekolah lagi tetapi tidak terlambat seperti hari kemarin. Dan begitu seterusnya hingga suatu hari mereka melewati koridor,menuju kantin seseorang memanggil mereka.

“Hey,kalian bertiga” teriak seorang yeoja yang diketahui sekelas dengan mereka bertiga.

“Woy!! Kita punya nama kale’” balas Ghina ketus.

“Ghinaa” sikut Widya menahan temannya itu agar tidak terjadi perdebatan. Ghina hanya mendengus kesal.
*yaiyalah,lagian siapa juga yang gk marah. Sering dipanggil tanpa nama,kan dia juga punya nama,author aja marah dipanggil gk pake nama emang author apaan dipanggil kgk pake nama_-_*

“Ada apa,Della” tanya Widya pada temannya yang memanggil tadi.

“Kalian dipanggil sama pak kepsek tuh,keruangannya” jawab Della.

“Kita bertigaa?”tanya Sachita malas.

“Yaiyalah,masa iya berlima,kalian kan Cuma bertiga” balas Della lagi.

“Oh,okelah,thanks Dell,sudah kasi tau kita” ucap mereka berdua kecuali Ghina yang masih kesal. Della mengangguk dan langsung pergi.

“Kira-kira kenapa ya,kita dipanggil pak kepsek” tanya Sachita cemas seraya berjalan menuju ruang kepala sekolah.

“Manaku tahu,mungkin kau membuat masalah” jawab Ghina asal,tapi itu membuat Sachita tidak terima.

“Heh,yang ada itu kau yang buat masalah. Meninju rico hingga terjatuh dikantin kemarin” balas Sachita tak mau kalah.

”Sama saja seperti biasmu,si Chanyeol itu. Sama-sama troublemaker” sambungnya. Ghina yang mendengar itu mengepalkan kedua tangannya.

“Maksudmu itu apa,hah? jangan berani-beraninya menjelekan Park Chanyeol ,dia itu biasku yang paling tampan tahu,kau mau wajahmu kubuat memar seperti Rico,dasar bodoh” amarah Ghina mulai muncrat/? Dan menyembur begitu saja dari bibir manisnya. Sachita yang melihat itu hanya memegang wajahnya takut.

“Aigoo,,aku takut,Sehunnie tolong aku” teriak Sachita dan menyebut nama biasnya didalamnya.

“Panggil saja sana,Sehunniemu yang cadel itu” ejek Ghina dan membuat Sachita makin berteriak.

“Yaa!!! Kalian berdua berhentilah berdebat,membuatku pusing saja” ujar Widya seraya memegangi kepalanya yang hampir mau pecah mendengar ocehan kedua temannya itu. Setelah perdebatan itu mulai reda,mereka sampai di depan ruang kepala sekolah.

Lalu mengetuk pintu kayu itu,saat telah mendapat izin dari dalam sana mereka pun membuka pintu dan masuk kedalamnya. Terlihat disana seorang ahjusii sedang duduk dikursi kebesarannya sambil terpangku tangan.

“Silahkan duduk” ucap pak kepala sekolah mempersilahkan 3 yeoja itu untuk duduk seraya menunjuk kursi  dihadapannya. Mereka pun mengangguk dan mulai menduduki kursi yang ditunjuk tadi.

Tepat ada 3 kursi,dengan posisi Sachita disebelah kiri,dan Widya disebelah kanan dengan Ghina yang menengahi mereka berdua sambil merangkul tangan dan jangan lupa masih dengan wajah masamnya karena rasa kesal yang masih mendominasinya dengan Sachita walau perdebatan itu telah usai.

“Ada apa pak,memanggil kami bertiga kemari” ucap Widya mewakili. Sang kepsek berdeham sekali seraya membenarkan posisi duduknya.

“Begini..”awalnya , “Walau kalian masih baru disini,maksud bapak masih kelas 10. Tapi nilai raport kalian sangatlah memuaskan,dan IQ kalian jauh diatas rata-rata” lanjutnya.

Membuat ketiga yeoja dihadapannya mengerutkan dahi karena tidak mengerti jalan dari ucapan kepala sekolah mereka.

“Iya,benar. Terus kenapa pak” tanya Ghina tidak sabar masih dengan wajah bingungnya.

“Emm,kalian mau tidak mewakili sekolah untuk pertukaran pelajar” kata pak kepsek lagi. Membuat 3 yeoja itu tersentak kaget,dan mulai mengeluarkan penolakan tetapi sebelum itu dimulai,pak kepsek sudah lebih dulu berbicara.

“Di seoul” sambungnya lagi yang membuat 3 yeoja itu membelalakkan mata dengan mulut yang menganga tidak percaya.

“MWO!!?? SEOUL?” teriak ke-3 yeoja itu bersamaan kontan berdiri.

“Ehm,,iya seoul,korea selatan” balas pak kepsek yang memberi kode kepada 3 yeoja itu agar duduk kembali.

Mereka senangnya bukan main saat tau akan ke kota seoul,dengan senyum yang merekah dibibir manis masing-masing mereka duduk kembali.

“Kalian bisa bersiap-siap sepulang sekolah nanti,besok kalian harus berada di bandara ingat jam 06.30 tepat,tidak ada yang terlambat. Mengerti!!?” ucap pak kepsek dan mereka ber-3 hanya mengganggukkan kepala antusias.

“Baik pak,kami tidak akan mengecewakan bapak” ujar Widya yang di iyakan oleh kedua sahabatnya.

“Baiklah,semoga saja seperti itu,sekarang kalian boleh keluar” balas pak kepsek tegas dengan senyumannya.

Ke-3 yeoja itupun meninggalkan ruang kepala sekolah masih dengan sebuah senyuman terulas manis dibibir mereka. Berjalan menuju kantin dengan langkah ceria.

Saat ini mereka berada di kantin dengan senda gurau yang tak membuat sedikitpun senyuman mereka hilang. Saat sedang asyik mengobrol datanglah 3 namja tampan dari arah jam 9 dan langsung mengambil tempat disamping dan dihadapan ke-3 yeoja cantik itu.

“Haii,cantik kita boleh gabung kan?” tanya seorang namja jangkung yang berada di samping Ghina seraya mencolek pelan dagu yeoja manis itu. Ghina memandang tak suka ke arah namja tadi.

“Heh,kalau kau tidak mau kubuat wajah tampanmu itu memar lagi sebaiknya pergi dari sini cepat” balas Ghina ketus seraya menyilangkan tangan didepan dada.

“Wow..wow..slowdown kita tidak akan mengganggu kok” balas namja itu lagi. Ke-3 yeoja tidak lagi menghiraukan ke-3 namja tadi dan mulai bersenda gurau kembali.

“Sebenarnya apa yang kalian bicarakan hingga tertawa seperti itu dan terlihat sangat bahagia” ucap namja yang berada di hadapan Widya dengan kerutan dikeningnya.

“Kalian tahu tidak Seoul” kata Sachita pada ke-3 namja dihadapannya,dan mendapatkan anggukan dari mereka.

“Nah,kita akan pergi ke Seoul Untuk mewakili sekolah pertukaran pelajar dan yang bahagianya lagi kita akan bersekolah disana otomatis kita juga tinggal disana” lanjutnya lagi sambil sedikit berjinggat saking senangnya. Ketiga namja itu semakin kebingungan atas ucapan sachita tadi.

“Kalian kan bisa bersekolah disana jika mau toh, kalian anak orang kaya,bisa pergi kemana saja dan tinggal dimana saja,lalu mengapa terlihat senang sekali” ujar namja yang bernametag Marcell itu.

“Kalian mau tahu” tanya Sachita lagi dan dibalas dengan sebuah anggukan—lagi .

“Benar-benar mau tahu” tanyanya lagi yang membuat ke-3 namja itu semakin antusias.

“Ah,tidak jadi” dan jawaban itu membuat ke-3 namja yang antusias tadi berubah menjadi kesal.

“Ish,cepat beritahu” ucap Rico kesal,dan mendapat balasan cengiran dari Sachita. Widya dan Ghina yang melihat itu hanya memutar mata malas mengapa harus diladeni sih orang seperti mereka itulah kira-kira yang dipikirkan oleh Widya dan Ghina.

“Baiklah” kata Sachita seraya membenarkan posisi duduknya sesekali berdeham kecil.

“Karena...."


                                                           TBC